Skip to content
Jurnal News IDN

Jurnal News IDN

Informasi Terpercaya

Primary Menu
  • Home
  • Berita
  • Politik
  • Sport
  • Entertainment
  • Ekonomi
  • Home
  • Berita
  • Di Depan DPRD Jabar, Gubernur Dedi: “Saya Bisa Jadi Ketua RW!’
  • Berita

Di Depan DPRD Jabar, Gubernur Dedi: “Saya Bisa Jadi Ketua RW!’

Editor 1 Published: 24/05/2025 | Updated: 24/05/2025
images(75)_copy_800x381_copy_800x381

Jurnal IDN — Suasana ruang sidang DPRD Jawa Barat (Jabar) yang biasanya kaku, mendadak cair namun menggigit kala Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi membuka pidatonya, Kamis (22/5) dengan senyum lebar dan kalimat satire.

“Saya tahu kontrak media Pak Ono sudah banyak,” ucapnya, disambut riuh tawa para anggota dewan.

Tawa itu hanya pembuka. Tak lama kemudian, gaya santai ala Dedi berubah menjadi pidato penuh semangat dan kritik tajam, yang mengupas berbagai persoalan mendasar yang membelit Jawa Barat, dari kemiskinan, pendidikan, lingkungan, hingga tata kelola investasi.

Di hadapan forum resmi tersebut, Dedi menyampaikan apresiasinya kepada Kejaksaan Agung yang telah mengusut dugaan penyimpangan kredit tanpa agunan senilai Rp600 miliar oleh mantan pejabat Bank BJB. Ia menyatakan bahwa koreksi telah dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BJB, dan menjamin kasus tersebut tidak akan mengguncang stabilitas keuangan daerah.

Namun, Dedi tak berhenti di urusan perbankan. Ia meluncurkan kritik sistematis terhadap berbagai sisi kebijakan dan pelaksanaan pembangunan di tanah Pasundan.

Kemiskinan, menurut Dedi, tak sekadar soal pendapatan rendah, melainkan juga akibat biaya hidup yang kian melonjak, terutama dalam sektor pendidikan.

“Sekolah memang gratis, tapi baju seragam, ongkos jajan, sampai makan siang tetap jadi beban. Ini bukan gratis, ini namanya oper-oper biaya,” katanya, dengan nada getir.

Ia menuturkan bahwa anak-anak dari keluarga miskin di pelosok Jawa Barat kerap memilih putus sekolah karena tak sanggup menanggung biaya tersembunyi. Sebuah ironi dalam provinsi yang digadang-gadang sebagai motor ekonomi nasional.

Dedi juga menyentil persoalan alih fungsi lahan dan kerusakan lingkungan yang, menurutnya, menjadi penyebab utama bencana alam dan menurunnya kualitas sumber daya alam di Jawa Barat.

Di sisi lain, sistem perizinan investasi yang lemah ikut memperparah keadaan. Ia mencontohkan kasus pabrik sepatu di Indramayu yang tertunda operasional karena kendala administratif. Hal serupa juga terjadi pada investasi besar seperti BYD, yang kesulitan ekspansi karena harga tanah melonjak drastis akibat spekulasi warga.

“Kalau warga jual tanah Rp100 ribu per meter, begitu tahu ada pabrik, harganya bisa Rp3 juta. Ini bukan industrialisasi, ini lelucon,” tegasnya.

Salah satu momen paling emosional dalam pidato berdurasi hampir dua jam itu adalah saat Dedi menceritakan anak-anak dari keluarga miskin yang kini ia rawat di rumah dinas gubernur. Anak-anak ini, katanya, tak dijemput lagi oleh orang tuanya karena keterbatasan ekonomi.

Ia juga menyentil kritik terhadap aksinya yang kerap viral, seperti operasi tambang liar, dan menegaskan bahwa itu bukan pencitraan.

“Kalau saya rapat duluan, besoknya tambang udah kosong,” katanya, menekankan efektivitas pendekatan langsung.

Di ujung pidatonya, Dedi menyerukan perubahan pola pikir para pemimpin daerah. Menurutnya, pembangunan tak bisa hanya dijalankan dari balik meja dan rapat-rapat seremonial. Ia mengajak pejabat daerah untuk bertindak seperti ketua RT atau kepala desa yang benar-benar tahu kondisi warganya.

“Saya tidak hanya gubernur. Saya bisa jadi ketua RW kalau itu membuat rakyat lebih dekat dan didengar,” tuturnya dengan nada menggetarkan, disambut tepuk tangan panjang dari ruang sidang.

Pidato Dedi hari itu bukan sekadar laporan tahunan. Ia menjadikannya panggung peringatan keras bahwa menjadi pemimpin berarti hadir, mendengar, dan menyentuh. Seperti yang ia ucapkan di akhir pidatonya:

“Rakyat tidak butuh pejabat tinggi, mereka butuh pemimpin yang rendah hati,” ucapnya. (DN)

What do you feel about this?

  • Berita

Post navigation

Previous: BION Studios Rilis Film Horor Perdana “Selepas Tahlil”, Angkat Teror Mistis Usai Pemakaman
Next: Epy Kusnandar Rasakan Hal Spiritual Ini di ‘Selepas Tahlil’

Author's Other Posts

Rockafella’s Music & Talk Show Vol.15 Hadirkan Malam Penuh Nostalgia dan Keintiman Musik Akustik IMG-20251026-WA0005_copy_800x464

Rockafella’s Music & Talk Show Vol.15 Hadirkan Malam Penuh Nostalgia dan Keintiman Musik Akustik

26/10/2025
Ini Deretan Nominasi FFW 2025 Screenshot_20251021-203753_copy_800x676

Ini Deretan Nominasi FFW 2025

26/10/2025
Mau Tumbuh Delapan Persen? HIPKA Sebut UMKM Roda Penggerak Ekonomi Nasional IMG-20251023-WA0020_copy_800x472

Mau Tumbuh Delapan Persen? HIPKA Sebut UMKM Roda Penggerak Ekonomi Nasional

26/10/2025
Saat Subsidi Rp100 T dan Impor 77 Persen Gas Melon Jadi Bom Waktu dan Skandal yang Menguras Negeri images-2025-10-12T105136.675_copy_800x499

Saat Subsidi Rp100 T dan Impor 77 Persen Gas Melon Jadi Bom Waktu dan Skandal yang Menguras Negeri

12/10/2025

Berita Lainnya

Screenshot_20251107_113955_Instagram
  • Entertainment

Film Tak Kenal Maka Taaruf Tawarkan Romansa Religius yang Bikin Baper

Herman JurnalIDN 07/11/2025
IMG-20251105-WA0035
  • Entertainment

Film Pesugihan Sate Gagak, Komedi Horor yang Terinspirasi Kehidupan Masyarakat Pesisir

Herman JurnalIDN 06/11/2025
20251104_223425
  • Politik

Ketua MUI: Para Mantan Presiden Layak Jadi Pahlawan Nasional

Mambang Yazid 04/11/2025
IMG-20251104-WA0057
  • Entertainment

Tayang 4 Desember 2025, Film RIBA Suguhkan Teror Horor Psikologis yang Menggugah Nurani

Herman JurnalIDN 05/11/2025
Copyright © 2025 All rights reserved.