Keputusan Wanda untuk menjadi relawan dan menempuh perjalanan yang sangat menantang ini didasari oleh dorongan hati yang kuat, bukan atas penugasan dari pihak mana pun. Hal ini ditegaskan oleh sahabatnya, Zaskia Mecca, yang kini berada di Jakarta dan terus memberikan dukungan dari jauh. Zaskia menyatakan bahwa Wanda Hamidah bergerak murni atas inisiatif pribadi.
“Jadi kak Wanda berangkat ke Gaza tidak di backup atau dilindungi Negara Indonesia. Jadi saya dan teman-teman itu sekarang lagi mendampingi dia dari jauh,” kata Zaskia Mecca saat ditemui di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Keterangan Zaskia ini menggarisbawahi betapa mandiri dan berani langkah yang diambil Wanda, yang di sana sebagai seorang perempuan yang menghadapi medan berat tanpa perlindungan resmi dari lembaga atau negara.
Perjalanan yang ditempuh Wanda Hamidah menuju Gaza, Palestina, bukanlah perjalanan yang mudah dan tanpa hambatan. Menurut Zaskia Mecca, Wanda yang berangkat melalui jalur laut menghadapi banyak sekali permasalahan secara teknis yang menguji ketahanan fisik dan mentalnya. Masalah-masalah tersebut membuat Zaskia menerima telepon dari Wanda hingga tiga kali dalam sehari, menunjukkan betapa rumitnya logistik perjalanan yang ia hadapi.
Zaskia Mecca secara khusus menyoroti ketangguhan Wanda dalam mengatasi serangkaian masalah yang datang. Ia menceritakan bahwa Wanda harus menghadapi insiden seperti kapal yang rusak hingga pengalaman buruk dibohongi oleh nahkoda kapal yang melarikan diri. Kesulitan-kesulitan teknis ini menjadi tantangan besar yang harus ia taklukkan seorang diri.
“Masalahnya banyak banget. Banyak, banyak banget, tapi mungkin nanti kapasitasnya biar mak Wanda yang menyampaikan. Tapi kak Wanda itu pejuang yang luar biasa,” jelas Zaskia. Ia bahkan membandingkan ketahanan Wanda dengan orang lain, meyakini bahwa kebanyakan orang mungkin sudah menyerah jauh sebelum mencapai titiknya saat ini. “Kalau orang biasa mungkin sudah pulang dari tiga minggu yang lalu. Tapi dia bertahan, dia orang yang luar biasa. Kalau dengar ceritanya, kalau kami, kita mungkin nyerah di… seminggu yang lalu,” ungkapnya.
Karena Wanda Hamidah berangkat bukan atas nama lembaga atau organisasi tertentu, melainkan murni dari hatinya sendiri, ia tidak mendapatkan dukungan logistik dan finansial dari Pemerintah Indonesia. Oleh karena itu, support system dari teman-teman dekat di Indonesia, termasuk Zaskia Mecca, menjadi sangat vital bagi kelanjutan misinya. Dukungan ini meliputi backup emosional hingga bantuan finansial yang sangat mendasar.
Zaskia Mecca menegaskan bahwa selama perjalanan menuju Gaza, Wanda Hamidah mengandalkan tabungan pribadinya. Namun, menghadapi masalah teknis yang berulang dan kebutuhan mendesak di lapangan, Zaskia dan teman-temannya di Indonesia turun tangan untuk membantu. Solidaritas persahabatan ini memastikan bahwa Wanda tetap memiliki sumber daya untuk melanjutkan perjalanannya yang sulit.
“Kalau memang uang dia habis, pasti telpon kami. Dia butuh makan dan penginapan, saya dan teman-teman dari Indonesia patungan buat dia,” ujar Zaskia Mecca. Bentuk dukungan finansial ini menjadi bukti nyata bahwa meskipun Wanda tidak dilindungi oleh negara, ia memiliki jaringan pertemanan yang kuat dan siap patungan demi memastikan perjuangan kemanusiaannya dapat terus berjalan lancar hingga tiba di Gaza.(AS)