JURNALIDN – Di tengah meningkatnya polarisasi sosial dan menguatnya politik identitas di Indonesia, sekelompok anak muda yang tergabung dalam Perserikatan Sosialisme Demokrasi Kerakyatan (PSDK) menyerukan pentingnya rekonsiliasi nasional sebagai langkah strategis untuk memperkuat arah politik kebangsaan dan menjaga persatuan Indonesia.
Seruan tersebut mengemuka dalam diskusi publik bertema “Rekonsiliasi Anak Bangsa Menuju Persatuan Nasional: Arah Juang Menuju Politik Jati Diri Bangsa” yang digelar PSDK di Cerita Coffee, Tebet Timur, Jakarta, Senin (10/11/2025). Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Fadly Rusdin dari Serikat Mahasiswa Progresif (Sempro) dan Bima Putra dari PSDK.
Dalam pemaparannya, Fadly menilai gagasan rekonsiliasi kini semakin relevan di tengah kondisi sosial-politik yang kian terbelah. Menurutnya, upaya menyatukan perbedaan dan memperkuat identitas kebangsaan merupakan fondasi utama bagi terbentuknya arah politik nasional yang berkarakter.

“Banyak anak muda memandang politik sebatas urusan orang berduit yang ingin berkuasa. Padahal, politik sejatinya adalah alat untuk mengubah kebiasaan buruk menjadi perubahan yang baik,” ujar Fadly.
Ia juga menyoroti maraknya politisasi media sosial yang kerap menyesatkan opini publik. Karena itu, ia menilai pentingnya membangun kesadaran politik yang berakar pada pemahaman sejarah dan nilai-nilai Pancasila.
Sementara itu, Bima Putra menegaskan bahwa rekonsiliasi merupakan keharusan moral dan politik untuk menjaga keutuhan bangsa.
“Persatuan nasional bukan berarti menyeragamkan perbedaan, tetapi menumbuhkan kesadaran bahwa keberagaman adalah kekuatan strategis bangsa,” tegas Bima.
Kedua narasumber sepakat bahwa generasi muda perlu membangun identitas politik yang berkarakter, berlandaskan nilai persatuan, kemanusiaan, dan keadilan sosial.
PSDK berharap forum tersebut dapat menjadi wadah lahirnya semangat rekonsiliasi yang konkret, sekaligus mendorong arah politik nasional yang berpijak pada nilai-nilai kebangsaan dan semangat persaudaraan anak bangsa. ***
