Jurnal IDN- Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI, Ahmad Iman Sukri, mempertanyakan urgensi dari wacana pemerintah memulangkan mantan teroris Jamaah Islamiyah, Encep Nurjaman alias Hambali, dari penjara Amerika Serikat (AS) di Guantanamo, Kuba.

Menurut legislator Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, wacana pemulangan ini akan berdampak pada diseminasi psikis masyarakat terhadap rasa takut dan ancaman tumbuhnya bibit-bibit terorisme.

“Dikhawatirkan apabila Hambali dipulangkan berpotensi menjadi figur bagi ekstrimis di Indonesia,” kata Iman dalam keterangan resminya di Jakarta pada Kamis (6/2).

Alih-alih memulangkan Hambali sebagai terpidana teroris, Iman mendorong pemerintah untuk fokus memberikan perlindungan, jaminan hak, dan kemudahan akses pekerja migran Indonesia (PMI) maupun eksil untuk bisa kembali ke negara asal, mengingat masih banyak kasus PMI yang terjebak perdagangan orang di Kamboja dan Arab Saudi.

“Jika melihat aksi kejahatan yang telah dilakukan berulang kali oleh Hambali bersama kaki tangannya, tidak menutup kemungkinan akan menjadi bom waktu jika Hambali kembali ke Indonesia,” ujar Iman.

Diketahui, Hambali merupakan seorang ideolog, konseptualisator, dan perancang utama dalam domain terorisme. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Ketua Mantiqi 1 Jamaah Islamiyah Asia Tenggara, yang terafilisasi langsung dengan Osamah bin Laden dan Ayman al-Zawahiri.

Hambali ditangkap dalam upaya pelariannya pada 2003 di Ayutthaya, Thailand. Setelah penangkapannya, dia sempat menjalani pemindahan ke berbagai rumah persembunyian hingga ke Yordania, demi menghindari upaya pembebasan paksa oleh al-Qaidah.

Akhirnya, Hambali dipindahkan ke penjara Guantanamo pada 2006, setelah memainkan peran penting dalam orkestrasi operasi teroris di berbagai lokasi di seluruh Asia Tenggara, terutama ketika mendirikan pasukan khusus teroris global di Pakistan berdenominasi Al-Ghuraba.