Sinopsis Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia, Tayang 19 Juni 2025

Jurnal IDN – Film drama religi Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia yang diadapatasi dari cerita novel laris karya Asma Badia bakal tayang di bioskop mulai 19 Juni 2025.

Kembali disutradarai oleh Guntur Soeharjanto, sekuel ini mengusung tema cinta, pencarian, dan spiritualitas yang lebih dalam. Naskah ditulis oleh Asma Nadia selaku penulis novel aslinya, berkolaborasi dengan Benni Setiawan.

Film Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia dibintangi Yasmin Napper dan Baskara Mahendra, Emir Mahira, Ria Ricis, Lolox, Gabriella Ekaputri, dan Ferry Salim.

Assalamualaikum Beijing 2: Lost in Ningxia menghadirkan lebih dari sekadar kisah cinta segitiga. Film ini mengajak penonton merenungi makna keimanan, ketulusan, dan keberanian dalam menghadapi ketidakpastian.

Cerita kali ini kembali mengikuti perjalanan Aisha (Yasmin Napper), seorang jurnalis televisi yang telah memeluk Islam demi keyakinan dan cintanya kepada Arif (Emir Mahira).

Dalam tekadnya yang kuat, Aisha memutuskan melakukan perjalanan ke Ningxia, wilayah di Tiongkok yang dikenal memiliki komunitas Muslim terbesar di negara tersebut.

Namun, sesampainya di sana, Aisha justru menghadapi kenyataan pahit: Arif menghilang tanpa kabar. Di tengah kegelisahan dan dilema yang dialami, ia membatalkan niat untuk kembali ke Beijing. Sebagai gantinya, Aisha memilih bertahan di Ningxia, berharap dapat menemukan Arif.

Selama masa pencarian tersebut, Aisha bertemu dengan Mo (Baskara Mahendra), seorang pria keturunan Tionghoa-Indonesia yang awalnya hanya bertugas sebagai pengemudi.

Hubungan keduanya pun berkembang perlahan, hingga muncul rasa yang tak terduga. Namun, ketika Aisha mulai membuka hati, kehadiran Arif kembali mengguncang pendiriannya.

Film ini tidak hanya menyajikan drama romantis yang menyentuh, tetapi juga menyisipkan pesan-pesan spiritual tentang ikhlas, keimanan, dan ketetapan takdir. Visualisasi budaya Ningxia dan kekayaan sinematografinya turut menjadi daya tarik utama film ini.

Yasmin Napper berbagi pengalamannya mendalami karakter Aisha.

“Aisha itu karakter yang kompleks, penuh perasaan, tapi juga keras kepala. Saya sempat kesulitan membuat penonton bisa merasa empati terhadap Aisha, sampai saya menyadari bahwa ia adalah sosok yang merasa sendirian dan hanya bersandar pada Arif,” ujar Yasmin.

Ia juga menambahkan bahwa film ini memberikan pelajaran mendalam tentang kepercayaan terhadap takdir dan kuasa Tuhan.

“Yang paling berkesan bagi saya adalah pesan moralnya. Kita diajak memahami bahwa tidak semua hal bisa kita paksa. Tuhan sudah punya jalan dan rencana-Nya sendiri,” tandas Yasmin Napper.

Share the Post:

Related Posts