Jurnal IDN – Demam budaya populer Korea rupanya tak hanya terlihat di drama, musik, dan fashion. Di dunia kuliner, gelombang K-Food semakin kuat terasa, dan SIAL Interfood Jakarta 2025 menjadi panggung terbesar yang memperlihatkan antusiasme itu.
Pameran makanan internasional ini berubah menjadi ruang gaya hidup dan hiburan, di mana kuliner Korea menjadi primadona pengunjung.
Tahun ini, Kementerian Pertanian, Pangan dan Pedesaan Korea bersama Badan Pengembangan Perdagangan Produk Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Korea (aT) menghadirkan Paviliun Korea Terpadu.
Lebih dari 24 perusahaan K-Food ikut serta, menampilkan produk andalan mulai dari kimchi, mie instan, saus, minuman, hingga teh khas Korea.
Paviliun Korea Jadi Spot Paling Ramai
Paviliun Korea tak hanya membawa produk, tetapi juga menghadirkan pengalaman. Cooking show dengan delapan menu populer seperti bulgogi, japchae, tteokbokki, sampai honey pear ade berhasil memanjakan indera pengunjung.
Aroma masakan Korea memenuhi area pameran dan membuat pengunjung berbondong-bondong mengabadikan momen.
Koki lokal yang terlibat pun mengaku terkesan. “Menu K-Food itu bukan hanya enak, tapi juga punya daya tarik visual yang kuat. Tidak heran pengunjung selalu ramai,” ujar salah satu koki pendamping dalam sesi demo memasak.
Buku resep yang dibagikan dalam kegiatan tersebut langsung menjadi buruan para pengunjung yang ingin mencoba memasak hidangan Korea di rumah.
Kontrak dan MOU Bernilai Besar
Tak hanya memikat dari sisi gaya hidup, kehadiran K-Food di pameran ini juga mencatat prestasi bisnis. aT berhasil meraih 18 MOU dan kontrak langsung dengan total nilai 14,53 juta dolar AS.
Perwakilan FoodHall, salah satu jaringan ritel besar Indonesia, mengatakan ketertarikan konsumen terhadap makanan Korea terus meningkat.
“Popularitas K-Food membuat kami meninjau lebih banyak produk halal dari perusahaan peserta Paviliun Korea untuk kami perkenalkan ke konsumen,” ujarnya.
Langkah ini juga sejalan dengan tren gaya hidup sehat dan senang mencoba makanan baru yang sedang marak di kalangan anak muda.
Halal Jadi Kunci Masuknya K-Food ke Indonesia
Direktur Ekspor Makanan aT, Jeon Ki-chan, menyampaikan bahwa Indonesia merupakan pasar strategis bagi produk makanan Korea.
“Indonesia memiliki populasi besar dan potensi konsumsi tinggi. Dengan regulasi halal yang berkembang, kami akan proaktif membantu perusahaan K-Food agar bisa masuk ke pasar lokal dengan stabil,” kata Jeon.
Sampai Oktober 2025, ekspor K-Food ke Indonesia mencapai 203 juta dolar AS, mencatat lonjakan signifikan pada mie instan, kimchi, soju, hingga produk ginseng.
K-Food Jadi Bagian dari Kultur Pop Indonesia
Semakin populernya K-Food di pameran ini mencerminkan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama generasi muda yang akrab dengan hiburan Korea. Keberadaan K-Food kini bukan hanya soal makanan, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya pop yang penuh warna, tren, dan pengalaman.
Dengan semakin banyaknya produk Korea yang masuk ke pasar halal Indonesia, pecinta K-Food tampaknya akan memiliki semakin banyak pilihan dalam waktu dekat.
