Anggota DPR RI Komisi XI Fraksi PKB Tommy Kurniawan. (Foto: Jurnas/Jurnal IDN).
Jurnal IDN- Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PKB, Tommy Kurniawan, mengapresiasi langkah Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa yang melakukan perbaikan besar-besaran terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Reformasi instansi tersebut harus dilakukan secara menyeluruh dan tanpa kompromi.
Pria yang akrab disapa Tomkur ini menyatakan bahwa perbaikan di DJBC merupakan kebutuhan mendesak mengingat berbagai persoalan yang selama ini membayangi kinerja lembaga tersebut.
Salah satunya adalah praktik under invoicing, yaitu praktik pelaporan nilai barang yang lebih rendah dari nilai sebenarnya, sehingga mengurangi setoran bea masuk maupun bea keluar kepada negara.
Kasus under invoicing ini terungkap saat Purbaya melakukan sidak di salah satu kantor bea cukai. Misalnya, ditemukan barang yang masuk tercatat hanya bernilai 7 dollar AS, padahal harga pasarnya bisa mencapai Rp 40 juta-Rp 50 juta.
“Masalah under invoicing ini bukan persoalan kecil. Negara bisa dirugikan dalam jumlah besar. Karena itu, ketika Pak Purbaya meminta DJBC berbenah, saya sangat mengapresiasi dan mendukung langkah tersebut,” ujar Tomkur.
Selain itu, Tomkur menyoroti masih mudahnya barang-barang ilegal masuk ke Indonesia, yang menimbulkan dugaan adanya praktik kongkalikong di internal aparat kepabeanan. Menurutnya, hal ini semakin menegaskan perlunya pengawasan ketat dan evaluasi mendalam terhadap tata kelola DJBC.
“Masuknya barang ilegal yang begitu mudah jelas menunjukkan adanya celah pengawasan yang harus ditutup. Menteri Keuangan harus tegas, dan DJBC harus berani melakukan pembenahan internal secara terbuka,” tambahnya.
Meski demikian, Tomkur tetap optimistis DJBC mampu melakukan perubahan dan kembali mendapatkan kepercayaan publik. Ia meyakini bahwa dengan komitmen kuat dari pimpinan Kementerian Keuangan serta kerja sama di internal DJBC, reformasi dapat berjalan efektif dan menghasilkan pelayanan kepabeanan yang lebih profesional serta bebas dari praktik-praktik menyimpang.
“Saya optimis DJBC bisa berenang, tidak tenggelam dalam masalah. Dengan perbaikan nyata, saya yakin DJBC dapat memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat dan negara,” tutup Tomkur.
Seperti diberitakan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mendesak Direktorat Jenderal Bea dan Cukai melakukan perbaikan di tengah citra yang kurang bagus. Jika tidak, instansi tersebut terancam dibekukan dan dialihkan ke perusahaan swasta asal Swiss, yakni Societe Generale de Surveilance (SGS) seperti kebijakan pada masa orde baru. (FRG).