Jurnal IDN- Kiesha Alvaro dipasangkan dengan mantan kekasihnya, Frislly Herlind dalam film horor Desa Mati The Movie yang akan tayang pada awal Ramadan, 6 Maret 2025 mendatang.
Kiesha mengaku tertantang main film Desa Mati The Movie karena harus menjalani banyak adegan yang menguras tenaga hingga membuatnya terluka.
“Salah satu hal yang membuat saya tertantang untuk terlibat dalam film ini adalah beberapa adegan sulit yang harus saya perankan. Bahkan selama proses syuting, saya mengalami cedera di bagian tangan, kaki, dan beberapa bagian tubuh lainnya,” ungkap Kiesha Avaro di XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta, pada Selasa (25/2) malam.
Kiesha menjelaskan, film ini memang melibatkan banyak adegan aksi dan perkelahian yang menjadi salah satu tantangan tersendiri.
“Yang paling sulit adalah syuting yang berlangsung hingga subuh, yang tentunya sangat menguras energi,” jelas Kiesha.
Disinggung soal.kerja sama dengan mantan kekasih, Kiesha menjelaskan bahwa produksi film dilakukan awal 2023, terjadi saat belum pacaran.
Putra sulung Pasha Ungu itu pun membeberkan beradu peran dengab Frislly Herlind cukup menegangkan. Dalam adegan-adegan film tersebut, Kiesha harus menjaga profesionalitas sebagai seorang aktor, meski Frislly pernah mengisi hatinya.
“Saya bersyukur Frislly adalah seorang profesional. Sejak awal bergabung dalam proyek ini, kami dipertemukan sebagai lawan main dan fokus pada pekerjaan, bukan urusan pribadi. Selama proses syuting dan masa promo, kami memang harus bersama, dan meski hubungan kami sudah berakhir, kami tetap menjalani ini dengan profesionalitas sebagai aktor. Jadi, kenapa tidak?” ujar Kiesha.
Film ini mengisahkan lima mahasiswa, Lintang (Frislly Herlind), Arga (Kiesha Alvaro), Ajeng (Adila Fitri), Sandra (Shakira Sheldrick), dan Dimas (Ehan Brenda) yang berencana berlibur ke Air Terjun Sampang.
Namun, perjalanan mereka terganggu saat mobil yang mereka tumpangi mengalami kerusakan di tengah hutan, memaksa mereka mencari bantuan di sebuah desa misterius.
Di desa tersebut, mereka disambut oleh kepala desa, Trimo (Ibnu Gundul), yang menawarkan tempat tinggal sementara. Seiring waktu, berbagai kejadian aneh mulai terjadi, mendorong mereka untuk segera meninggalkan desa tersebut. Namun, upaya pelarian mereka justru mengungkap misteri kelam yang tersembunyi di desa tersebut.